24 Juli 2014

8 Langkah Terakhir Prabowo

Jakarta - Prabowo Subianto menolak pelaksanaan Pilpres 2014. Prabowo pun bakal mengambil langkah hukum dan politik untuk menggugat hasil Pilpres 2014. Akankah langkah Prabowo berhasil? Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Fadli Zon, melalui siaran pers pada Selasa (22/7) kemarin membenarkan Tim Prabowo-Hatta bakal menempuh jalur hukum dan jalur politik. "Tim Pembela Merah Putih Prabowo-Hatta akan melanjutkan perjuangan membela demokrasi dengan menempuh langkah hukum ke Mahkamah Konstitusi, DKPP, adapun kasus yang ada indikasi pidana dilaporkan kepada kepolisian, selanjutnya langkah politik melalui DPR Rl dan lembaga-lembaga terkait," kata Fadli. Sayangnya Fadli tidak mau membeberkan secara rinci langkah apa saja yang bakal diambil Prabowo untuk menggugat hasil Pilpres. Namun salah seorang anggota Tim Sukses Prabowo-Hatta buka-bukaan kepada detikcom soal 8 langkah dan satu jalur darurat yang disiapkan Prabowo. 8 Langkah itu adalah: 1. Menggugat hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi. 2. Melaporkan dugaan pelanggaran etik KPU ke DKPP. 3. Melaporankan ke Bawaslu. 4. Melaporkan kecurangan Pemilu ke kepolisian. 5. Melaporkan ke Ombudsman. 6. Melaporkan ke PTUN untuk membatalkan keputusan KPU. 7. Manuver politik di DPR yakni dengan menggulirkan Pansus Pilpres untuk mengavaluasi kinerja KPU, sampai mencoba 'mengganggu' pelantikan Jokowi-JK dengan cara membuat sidang pelantikan Jokowi-JK tidak kuorum. 8. Class action atau gugatan yang ramai-ramai dilakukan masyarakat. Class action atau class representative adalah pranata hukum yang berasal dari sistem common law. Walaupun demikian, banyak juga negara-negara yang menganut sistem civil law (seperti Indonesia) prinsip tersebut diadopsi, seperti yang ada dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen yang baru. Anggota Tim Sukses Prabowo-Hatta dari PPP Romahurmuziy hanya mau bicara soal langkah pertama yang bakal ditempuh Prabowo-Hatta. "Yang pertama lapor ke MK sore ini," kata politikus muda yang akrab disapa Romi ini. http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/25/102017/2648002/1562/8-langkah-terakhir-prabowo?991104topnews

Senior Golkar: Pilpres 2014 Itu Pemilu Terbaik, Kok Prabowo Menolak

Jakarta - Politikus senior Partai Golkar Siswono Yudo Husodo menyebut Pilpres 2014 sebagai Pemilu terbaik yang pernah diselenggarakan di Indonesia. Oleh sebab itu, ia heran mengapa kubu Prabowo-Hatta menolak hasil Pilpres kali ini. "Saya sudah mengikuti Pemilu sejak 1971 dan mengikuti banyak Pilkada. Pilpres 2014 adalah pemilu terbaik yang pernah berlangsung," puji Siswono di Gedung DPR, Senayan, Kamis (24/7/2014). Pada tahun 2004, Siswono juga maju sebagai cawapres berpasangan dengan Amien Rais namun keduanya kalah. Ia menilai bahwa antusiasme masyarakat di Pilpres luar biasa meskipun tingkat partisipasinya menurun dibandingkan dengan Pileg. "Antusiasme keterlibatan masyarakat sangat tinggi. Bukan seperti pileg dengan mobilisasinya tapi antusiasme ikut menyukseskan dengan adanya relawan di kedua calon," ucap Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR ini. Siswono juga mengapresiasi transparansi hasil Pemilu yang ia nilai tinggi. Partisipasi masyarakat lewat kawalpemilu.org juga ia anggap sebagai faktor penyebab Pilpres 2014 adalah yang terbaik. "Dengan kondisi yang lebih baik daripada Pileg dan Pilpres sebelumnya, sulit dimengerti kalau ada yang menolak hasilnya," ujar anggota Komisi IV DPR ini. Lebih lanjut, ia juga menyayangkan sikap Partai Golkar yang ikut-ikutan menolak hasil Pilpres. Sikap partai berlambang pohon beringin yang menarik diri dari Pilpres dianggap Siswono sebagai pendidikan politik yang tidak baik. "Itu amat sangat memerosotkan citra Golkar sebagai partai tua yang seharusnya berpolitik secara matang," tegas Siswono. http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/24/125401/2646975/1562/senior-golkar-pilpres-2014-itu-pemilu-terbaik-kok-prabowo-menolak?991101mainnews

23 Juli 2014

Kedubes Korsel Datangi Rumah Polonia, Minta Penjelasan Isu Hacker

Jakarta - Markas Tim Koalisi Merah Putih di Rumah Polonia, Jakarta Timur, mendapatkan kunjungan dari perwakilan Kedutaan Besar(Kedubes) Korea Selatan yaitu Ryu Jeong-hyun dan Kim Hoil. Kedatangan perwakilan Kedubes Korsel tersebut sehubungan dengan adanya pemberitaan mengenai adanya puluhan orang hacker asal Korea dan Tiongkok dalam Pemilu Presiden 2014. Dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (23/7/2014), kehadiran perwakilan Kedubes Korea Selatan, tersebut diterima secara langsung oleh anggota Koalisi Merah Putih, Ali Mochtar Ngabalin. Dalam pertemuan tersebut Ryu Jeong-Hyun menyatakan kekhawatiran atas berkembangnya pemberitaan yang terjadi belakangan ini. Jeong-Hyun mengatakan bahwa pihak kedutaan telah melakukan klarifikasi langsung kepada Bareskrim Polri yang menyatakan tak ada satupun warga Korea yang ditahan berkaitan dengan kasus tersebut. “Kami telah mengecek secara langsung kepada pihak Bareskrim Polri, dan kami mendapatkan informasi bahwa tak ada satupun warga negara Korea yang ditahan. Kami berharap kasus ini jangan sampai mengganggu hubungan baik antara kedua negara. Warga Korea di Indonesia adalah salah satu warga negara asing yang terbanyak di Indonesia, warga Korea juga sangat bersimpati,” tutur Jeong Hyun. Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan komunikasi intensif dengan Kedubes Korsel. “Pihak bahwa Tim Koalisi Merah Putih Perjuangan untuk Kebenaran dan Keadilan berkomitmen untuk terus melakukan komunikasi intensif dengan pihak Kedubes Korea Selatan untuk menyikapi perkembangan kasus ini,” tandasnya. Mabes Polri juga sudah membantah isu tersebut. Penangkapan para hacker yang terjadi belakangan ini tidak ada kaitannya dengan Pilpres dan memang murni kejahatan kriminal biasa. "Itu tidak benar. Mereka murni pelaku kejahatan penipuan yang korbannya di negara mereka melalui telepon (telepon fraud), yaitu berpura-pura sebagai penegak hukum dan memeras korbannya," kata Kadiv Humas Polri Ronny F Sompie saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (23/7/2014). http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/24/002731/2646577/1562/kedubes-korsel-datangi-rumah-polonia-minta-penjelasan-isu-hacker

Quick Count IRC dan Puskaptis Paling Melenceng dari Real Count KPU

Jakarta - Ada empat lembaga survei yang mencatat kemenangan untuk pasangan Prabowo-Hatta atas Jokowi-JK pada quick count 9 Juli lalu. Namun dua lembaga yang paling jauh melenceng prediksinya, yakni IRC dan Puskaptis. Prediksi kedua lembaga survei itu pada 9 Juli adalah: Puskaptis: Prabowo-Hatta 52,05%, Jokowi-JK 47,95%, IRC: Prabowo-Hatta 51,11%, Jokowi-JK 48,89%. Sementara hasil real count KPU menunjukkan angka: Prabowo-Hatta, mendapat 62.576.444 (46,85 persen), Jokowi-JK memperoleh hasil 70.997.833 (53,15 persen). Dari segi selisih dengan real count, kedua lembaga itu jelas jauh berbeda. Puskaptis memiliki perbedaan angka sebesar 5,20 %, sementara IRC selisihnya 4,26%. Padahal mereka sama-sama mematok margin error +-1%. Artinya, dalam prediksi mereka, kemungkinan perbedaan data dengan real count tidak akan lebih dari 1 persen. Namun kenyataannya sangat jauh. Dari segi pengambilan sampel, Puskaptis menggunakan 1.250 TPS, sedangkan IRC memakai sampel 2.000 TPS. Dua lembaga survei lain yang memenangkan Prabowo-Hatta adalah JSI dan LSN. Keduanya juga memiliki selisih cukup jauh dari real count. JSI berbeda 2,99% dan LSN 2,96%. Namun dalam margin error, keduanya masih masuk dalam zona aman. Sebab bila dikurangi satu persen, maka hasilnya bisa memenangkan Jokowi-JK. IRC dalam quick count lalu didanai oleh MNC Group, seperti RCTI, MNC TV dan Global TV. Perusahaan milik taipan Hary Tanoe tersebut menggelontorkan dana hingga Rp 2,5 miliar untuk quick count. Sementara Puskaptis menghabiskan dana hingga Rp 1-1,2 miliar. Mereka mengklaim dananya berasal dari pribadi, namun publikasinya dibantu oleh tvOne. http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/23/140048/2645913/1562/quick-count-irc-dan-puskaptis-paling-melenceng-dari-real-count-kpu

Hasil Real Count KPU Berbeda, Akankah Puskaptis Benar-benar Bubar?

Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid pernah sesumbar, bila prediksi quick count mereka berbeda jauh dengan real count KPU, maka lembaganya siap dibubarkan. Kini, hasil real count sudah keluar, dan hasilnya jauh dari prediksi Puskaptis. Akankah mereka bubar? Dalam wawancara yang dilakukan via telepon pada Kamis (10/7) lalu, Husin menegaskan siap diaudit terkait hasil quick count yang memenangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kala itu, hasil hitung cepatnya ditayangkan di tvOne bersama empat lembaga survei lain. Dia memprediksi suara Prabowo-Hatta 52,05% dan Jokowi-JK 47,95%. Hasil ini berbeda dengan mayoritas lembaga survei lain. Sedikitnya ada 8 lembaga survei independen mencatat kemenangan untuk Jokowi-JK. Tak pelak, tudingan manipulasi dan abal-abal pun sempat bergulir kepada Puskaptis, terutama di media sosial. Ketika dikonfirmasi soal tudingan tersebut, Husin membantah tegas. Dia menegaskan bukan lembaga abal-abal dan profesional dalam menjalankan hitung cepat. Bahkan untuk membuktikannya, Puskaptis siap diaudit. Bahkan dia sesumbar siap membubarkan Puskaptis bila hasil hitung cepatnya berbeda jauh dengan real count KPU. "Mau diaudit kapan aja kami siap. Mau subuh kek, magrib, atau kapan, kita siap. Kita lembaga profesional bukan abal-abal," kata Husin. "Sekarang semua lembaga survei itu bertanding berani nggak. Semua duduk bareng sama-sama bikin pernyataan. Kalau hasil resmi KPU Jokowi menang, saya siap membubarkan Puskaptis," ucap Husin. "Sebaliknya, kalau lembaga lain itu yang salah, harus berani juga membubarkan diri atau dibubarkan. Dari situ nanti masyarakat bisa melihat mana lembaga yang kredibel. Itu yang fair," sambung Husin. Ucapan Husin belakangan tidak terbukti. Dia tidak hadir saat diundang oleh Perhimpunan Lembaga Survei dan Opini Publik (PERSEPI) untuk diaudit. Alasannya, belum ada hasil real count dari KPU yang keluar. Bagaimana dengan janji Husin? Saat dihubungi detikcom pada Selasa (22/7) sore, Husin tak mau memberikan jawaban. Dia mengaku hendak buka puasa. "Dari mana ini? saya mau buka puasa," ucapnya di ujung telepon. http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/23/112711/2645637/1562/hasil-real-count-kpu-berbeda-akankah-puskaptis-benar-benar-bubar

Hasil Real Count Sudah Keluar, Mana Quick Count yang Paling Mendekati?

Jakarta - KPU sudah menyelesaikan proses rekapitulasi Pilpres 2014. Dari hasil rekap, bisa dihitung jumlah perolehan suaranya. Quick count mana yang paling mendekati? Dalam data KPU, tercatat Jokowi-JK memperoleh 70.997.833 (53,15 persen). Sementara itu, pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta, mendapat 62.576.444 (46,85 persen). Dengan hasil tersebut, maka survei LSI Denny JA yang bisa dianggap paling mendekati real count dengan selisih 0,15 persen. Di tempat kedua ada Indikator dengan 0,21 persen. Ketiga, ada Poltracking dengan 0,22 persen. Berikut basil quick count 8 lembaga survei yang kredibel dan mencatat kemenangan Jokowi-JK berdasarkan urutan yang paling mendekati real count: 1. LSI Denny JA: Prabowo-Hatta 46,7%, Jokowi-JK 53,3% 2. Indikator: Prabowo-Hatta 47,06%, Jokowi-JK 52,94% 3. Poltracking: Prabowo-Hatta 46,63%, Jokowi-JK 53,37% 4. SMRC: Prabowo-Hatta 47,09%, Jokowi-JK 52,91% 5. RRI: Prabowo-Hatta 47,49%, Jokowi-JK 52,51% 6. Litbang Kompas: Prabowo-Hatta 47,66%, Jokowi-JK 52,34% 7. CSIS-Cyrus: Prabowo-Hatta 48,1%, Jokowi-JK 51,9% 8. Populi Center: Prabowo-Hatta 49,06%, Jokowi-JK 50,94% http://news.detik.com/read/2014/07/23/085721/2645427/10/hasil-real-count-sudah-keluar-mana-quick-count-yang-paling-mendekati?991104topnews

21 Juli 2014

Hasil Akhir KawalPemilu.org: Prabowo-Hatta 46,84% dan Jokowi-JK 53,15 %

Jakarta – Situs KawalPemilu.org. hari ini telah merampungkan penghitungan perolehan suara pemilihan presiden dan wakil presiden. Bahkan penghitungan yang didasarkan pada formulir DC1 sudah mencapai 100 persen. Dikutip dari laman kawalpemilu.org, hari ini tercatat pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan perolehan 70.997.859 suara (53,15%). Sementara duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapatkan 62.576.444 suara (46,84%). “#HasilakhirKP Prabowo-Hatta 46,84%, Jokowi-JK 53,15%,” tulis KawalPemilu dalam akun Twitternya @kawalpemilu2014 yang dikutip detikcom, Selasa (22/7/2014). Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menetapkan presiden terpilih hari ini pada pukul 16.00 WIB. Hingga pukul 01.45 WIB dinihari tadi, KPU telah mengesahkan rekapitulasi dari 28 provinsi. Hasil rekapitulasi sementara menunjukkan kubu pasangan nomor urut dua, Jokowi-JK, masih unggul dengan perolehan 50.326.198 suara atau 52,49 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta, mendapat 45.550.254 suara atau 47,51 persen. Jokowi-JK mendulang suara terbanyak di Jawa Tengah sejumlah 12.959.540 (66,65 persen). Sedangkan Prabowo-Hatta meraup suara terbesar di Jawa Barat dengan perolehan 14.167.381 (72,45 persen). http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/22/100416/2644214/1562/hasil-akhir-kawalpemiluorg-prabowo-hatta-4684-dan-jokowi-jk-5315-?9911012